Sekejap Namun Membekas
Mengapa kamu harus datang dan memberi kehangatan.
Memberi kehangatan di saat hati penuh dengan goresan luka; patah hati.
Mengirim pesan tiap hari padaku, bahkan tanpa jeda.
Menyapaku walau hanya sekadar ucapan singkat.
Aku masih dalam masa pemulihan hati.
Hati yang pernah terisi oleh cintanya yang sekarang berlalu pergi.
Hati yang berpuluh-puluh hari merasa bahagia.
Hati yang tak pernah berhenti untuk mencintai ia.
Masa sakit itu telah sedikit sirna.
Kamu yang menyembuhkannya.
Kamulah obat dari rasa pedih yang bertumpuk itu.
Kamu seperti lampu yang tak pernah padam; hangat.
Namun, setelah hatiku memutuskan untuk menerima hadirmu.
Kamu justru menyiakan rasaku.
Tak ada lagi ucapan; selamat pagi
Tak ada lagi sekadar candaan yang dulu sering kamu berikan.
Aku menyesal, dengan mudah aku melupakan.
Melupakan rasa pedih seperti tersayat hidup-hidup.
Dengan mudah hatiku menerima kenyamanan itu.
Dan dengan mudah kamu meninggalkan hatiku yang masih tersangkut di dalam kenyamanan itu.
Memberi kehangatan di saat hati penuh dengan goresan luka; patah hati.
Mengirim pesan tiap hari padaku, bahkan tanpa jeda.
Menyapaku walau hanya sekadar ucapan singkat.
Aku masih dalam masa pemulihan hati.
Hati yang pernah terisi oleh cintanya yang sekarang berlalu pergi.
Hati yang berpuluh-puluh hari merasa bahagia.
Hati yang tak pernah berhenti untuk mencintai ia.
Masa sakit itu telah sedikit sirna.
Kamu yang menyembuhkannya.
Kamulah obat dari rasa pedih yang bertumpuk itu.
Kamu seperti lampu yang tak pernah padam; hangat.
Namun, setelah hatiku memutuskan untuk menerima hadirmu.
Kamu justru menyiakan rasaku.
Tak ada lagi ucapan; selamat pagi
Tak ada lagi sekadar candaan yang dulu sering kamu berikan.
Aku menyesal, dengan mudah aku melupakan.
Melupakan rasa pedih seperti tersayat hidup-hidup.
Dengan mudah hatiku menerima kenyamanan itu.
Dan dengan mudah kamu meninggalkan hatiku yang masih tersangkut di dalam kenyamanan itu.
Komentar
Posting Komentar